Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang

Hasbi
3 min read
2025-02-10 16:18:50
Iklan
Seekor dugong (Dugong dugon) ditemukan terdampar mati di Pantai Wisata Panmuti, Dusun Kuonoah, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang pada Jumat (7/2/2025). | Foto: korantimor.com

Gardaanimalia.com - Seekor dugong (Dugong dugon) ditemukan terdampar mati di Pantai Wisata Panmuti, Dusun Kuonoah, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang pada Jumat (7/2/2025).

Hal ini menjadi berita duka bagi dunia konservasi satwa liar, sebab dugong merupakan mamalia laut yang termasuk satwa dilindungi dan rentan menuju kepunahan oleh IUCN Red List.

Dalam rilis BBKSDA  Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud mengatakan bahwa bangkai dugong yang ditemukan berada di Kawasan TWAL Teluk Kupang pada koordinat 10° 6’ 7,1245”S 123° 43’ 22,539” E.

Peristiwa ini bermula ketika seorang warga bernama Yulius Radja (60) menemukan dugong terdampar.

Kala itu, Yulius bersama enam warga lain hendak melaut. Sekitar 30 menit berjalan, ia merasa melihat ada yang janggal di pesisir pantai. Mereka pun mendekat dan menemukan dugong yang berukuran besar.

Ia lantas melaporkan kejadian ini kepada BBKSDA NTT. Arief mengatakan kemungkinan dugong terseret arus dan gelombang sehingga mati terdampar.

Berdasarkan klasifikasi kondisi mamalia laut yang mati terdampar, bangkai dugong ini berada di antara kode 3 hingga kode 4, yakni mulai membengkak dan membusuk.

Rencana awal dilakukan nekropsi dan pengambilan sampel organ kemudian dibatalkan karena tingkat pembusukan yang sudah parah.

Diduga ia telah mati lebih dari 24 jam sebelum ditemukan.

“Guna menghindari penyebaran penyakit, proses evakuasi dan penguburan dilakukan bersama masyarakat Desa Tanah Merah serta Kelompok Tani Hutan,” jelas Arief.

Mengapa Mamalia Laut Terdampar?

Dugong adalah mamalia laut herbivora yang dilindungi menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

Kejadian mamalia laut yang terdampar ini bukanlah hal biasa. Sebelumnya, seekor lumba-lumba ditemukan terdampar hidup-hidup di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur.

Badan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Bali mencatat setidaknya selama 2024, ada 115 biota laut yang mati di perairan Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Di Bali, misalnya, setidaknya ada 51 biota laut yang mati. Beberapa di antaranya adalah 1 ekor dugong, 9 ekor lumba-lumba, dan 6 ekor paus.

Di Jawa Timur, setidaknya ada 1 ekor dugong, 2 ekor paus, 3 ekor hiu paus, 1 ekor pari manta, hingga 4 ekor lumba-lumba yang ditemukan terdampar.

Sedangkan di NTT, kasus kematian didominasi oleh paus di mana ditemukan 20 ekor paus terdampar, 1 ekor dugong, dan 1 ekor lumba-lumba.

Menurut Ketua Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian BPSPL Denpasar, Rizka Dzulfikar, tidak semua satwa laut tersebut berhasil dilakukan giat nekropsi. Penyebabnya sederhana, salah satunya karena keterbatasan biaya.

“Dulu beberapa kali melakukan nekropsi dengan Fakultas Kedokteran Unair. Hanya saja, 2024 kita tidak sempat melakukan nekropsi karena keterbatasan biaya dan waktu. Alhasil, kita tidak berani menyimpulkan penyebabnya seperti apa, apa karena plastik atau semacamnya,” jelas Rizka melansir CNN Indonesia.

Menurut Rizka, penyebabnya bisa dalam banyak hal. Ia mengatakan bahwa Fakultas Unair pernah meneliti terkait mamalia laut yang mati terdampar di perairan daerah Jawa Barat pada 2022.

Setelah ditelusuri, di sekitar laut ada kegiatan aktivitas kapal laut yang menggunakan gelombang sonar sehingga mamalia laut merasa rentan atau kebingungan.

“Sehingga tidak mampu mengenali tempat dan situasinya. Biasanya bergerombol ketika pimpinan (mamalia) terdampak sonar, akhirnya menepi, dan belakangnya ikut minggir. Sehingga turut terdampar,” kata dia.

Selain itu, bisa pula terdampak oleh fenomena alam seperti gempa bumi di bawah laut sehingga satwa menepi dan terdampar.

Apa yang Perlu Dilakukan Saat Ada Mamalia Lalut Terdampar?

Jika menemukan mamalia laut yang terdampar, hal yang paling penting adalah menjaga agar satwa tersebut tidak disentuh atau ditangani secara tidak profesional.

Sebab, hal tersebut berakibat buruk bagi satwa, maupun untuk menemukan penyebab kematian satwa dalam nekropsi nantinya.

Menurut Peneliti College of Science and Engineering James Cook University, Putu LK Mustika, crowd control atau pengendalian massa ketika orang-orang menemukan mamalia laut terdampar menjadi hal penting.

Sebab, idealnya dalam kejadian terdampar semestinya menggunakan garis polisi agar masyarakat tidak masuk ke area penyelamatan.

“Hanya orang-orang yang sudah terlatih yang bisa masuk untuk rescue. Bukan orang-orang yang mau menduduki hewan-hewan itu saja,” jelas wanita yang akrab disapa Icha tersebut, melansir Detik.

Apabila masyarakat menemukan mamalia laut, hal pertama yang dilakukan menghubungi kepala daerah atau pemerintah.

“Setelah itu, para instansi perlu berkoordinasi dan komando. Biasanya BPSPL yang akan mengomandoi. Nah, di sinilah pentingnya ada polisi dalam peran kendali massa,” jelasnya.

Tags :
mamalia laut dugong BBKSDA NTT mamalia laut terdampar
Writer: Hasbi
Pos Terbaru
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25
Penyelundupan 42 Ekor Satwa Liar Tanpa Pemilik Digagalkan di Sorong
Penyelundupan 42 Ekor Satwa Liar Tanpa Pemilik Digagalkan di Sorong
Berita
31/01/25
Memelihara Satwa Liar Dilindungi: Bentuk Empati atau Pelanggaran Hukum?
Memelihara Satwa Liar Dilindungi: Bentuk Empati atau Pelanggaran Hukum?
Opini
30/01/25
Ketika Kepentingan Gajah masih menjadi Prioritas ke-13
Ketika Kepentingan Gajah masih menjadi Prioritas ke-13
Opini
30/01/25
Air dan Api Diserahkan ke BKSDA Kalteng
Air dan Api Diserahkan ke BKSDA Kalteng
Berita
11/11/24
Empat Satwa Langka Diduga Dibius sebelum Diselundupkan ke India
Empat Satwa Langka Diduga Dibius sebelum Diselundupkan ke India
Berita
07/11/24
Spesies Baru Katak-pohon Sematkan Nama Herpetolog Indonesia
Spesies Baru Katak-pohon Sematkan Nama Herpetolog Indonesia
Edukasi
06/11/24
Satire si Ekor Panjang Tak Berumur Panjang
Satire si Ekor Panjang Tak Berumur Panjang
Puisi
06/11/24
Petugas Gagalkan Penyelundupan Burung di Pelabuhan Laut Sorong
Petugas Gagalkan Penyelundupan Burung di Pelabuhan Laut Sorong
Berita
05/11/24