Menyoal Perlindungan Orangutan Tapanuli, Diskusi Alami Intimidasi
Shahnaz D.
2023-03-11 21:09:303 min read

Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.
Gardaanimalia.com - Dalam upaya penanganan masalah orangutan tapanuli di Batang Toru, Satya Bumi bersama The Society of Environmental Journalist (SIEJ) mengadakan diskusi bertajuk "Masa Depan Orangutan Tapanuli dan Ekosistem Batang Toru" di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2023).
Acara dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan, Executive Vice President Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi PT PLN (Persero) Weddy Bernadi Sudirman, Manajer Kampanye Hutan dan Perkebunan Eksekutif Nasional Walhi, Peneliti Kehutanan USU Onrizal, Jurnalis Jaringid Abdus Somad, dan Direktur Eksekutif Satya Bumi Andi Muttaqien.
Pembangkit Listrik Diduga untuk Sokong Industri
Manajer Kampanye Hutan dan Perkebunan Eksekutif Nasional Walhi Uli Arta Siagaan mengatakan, Batang Toru tak hanya sekadar landscape hutan tapi bentang kehidupan. Sekitar 130 ribu jiwa, bergantung pada ekosistem tersebut.
Ia melihat bahwa penambahan pasokan energi yang dilakukan PLTA memungkinkan terjadinya pembangunan industri, dan pembangunan-pembangunan tak berkelanjutan lainnya.
Tak hanya itu, Ia juga mempertanyakan keberpihakan PLTA, apakah untuk rakyat atau kebutuhan industri.
"Kami mencurigai sebenarnya, bisa saja pembangkitan energi dipakai untuk menopang industri yang ada di sana. Jadi, sebetulnya politik energi bukan untuk menopang kehidupan masyarakat, justru menopang industri," ujarnya.
Di mana, lanjut Uli, ketika aktivitas tersebut semakin masif, maka hal itu juga akan secara terus-menerus merusak bentang kehidupan di Batang Toru.
"Bisa dibayangkan ketika pohon hilang, erosi akan semakin masif terjadi. Lagi-lagi yang harus menanggung adalah masyarakat," tambah Uli.
Sementara, Executive Vice President Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi PT PLN (Persero) Weddy Bernadi Sudirman, menangkis dugaan tersebut.
"75 juta pelanggan di Indonesia itu konteksnya adalah rumah tangga. Itu 95% rumah tangga, pelanggan industri itu kecil banget. Jadi, artinya PLTA Batang Toru itu hadir untuk masyarakat bukan industri," ucapnya.
Weddy menyebut, bahwa pemerintah memiliki komitmen Net Zero Emission pada 2060. Pembangunan PLTA dilakukan sebagai pengganti dari PLTU yang kini memberikan 80% lebih pasokan listrik di Indonesia.
Orangutan Tapanuli dan Ekosistem Batang Toru
Peneliti Kehutanan USU Onrizal menyampaikan, dengan adanya PLTA, habitat orangutan akan terbelah arus sungai yang semakin melebar hingga terjadi fragmentasi hutan.
Hal tersebut akan mendorong terjadinya inbreeding (perkawinan sedarah) yang membuat orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) rentan alami penyakit menular.
Terlebih, kata Onrizal, berdasarkan penelitian tahun 2021 telah terjadi deforestasi atau penurunan tutupan lahan hingga 60%.
Ia selaku Associate Professor Ekologi dan Konservasi Hutan Tropis USU terlibat dalam penyusunan AMDAL PLTA Batang Toru pada 2013.
Namun, beberapa masukan terkait penanganan kerentanan orangutan tapanuli justru tak dimuat dalam AMDAL perubahan.
"Kita studi kenapa pentingnya membangun koridor blok barat dan blok timur, sudah dipetakan semua. Cuman, ilmuan, NGO tidak punya tangan untuk eksekusi, yang punya negara. Apakah rekomendasi sudah sampai ke negara? Sudah bertumpuk di sana," bebernya.
Atas permasalahan itu, Onrizal harap ada kolaborasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, pemerintah pusat, pelaku bisnis, NGO, hingga masyarakat untuk membuat implementasi kebijakan.
RUU KSDAHE Mendorong Perlindungan Habitat Satwa
Revisi Undang-Undang (RUU) Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) yang kini tengah dalam pembahasan di DPR RI juga sempat disebut dalam diskusi.
Direktur Eksekutif Satya Bumi Andi Muttaqien, menilai bahwa RUU KSDAHE bisa membantu dalam upaya perlindungan habitat orangutan tapanuli.
Ia melihat konsep perlindungan, pemanfaatan, dan pemulihan yang ada pada RUU KSDAHE tersebut dapat digunakan untuk melindungi hal-hal serupa.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyebut, upaya perlindungan primata yang kini sedang diupayakan menjadi sumbangsih bagi Indonesia dalam menjaga peradaban.
"Kalau musnah orangutan di Sumatra, itu menjadi sejarah bagi bumi, sejarah kelam, menjadi bagian kita menghilangkan peradaban," ucap Daniel.
Diskusi tentang Orangutan Tapanuli Diintimidasi
Sebelum diskusi dimulai, empat orang tak dikenal datang dan meminta penyelenggara untuk membubarkan kegiatan diskusi.
Direktur Eksekutif Satya Bumi Andi Muttaqien tidak menyangka ada respon sekeras ini untuk diskusi yang menghadirkan narasumber berimbang.
"Upaya pembubaran diskusi ini adalah pelanggaran terhadap kebebasan ekspresi. Kejadian ini tidak boleh berulang, kami meminta pihak kepolisian mencegah kejadian serupa terjadi," tandas Andi.
Tags :
klhk orangutan tapanuli ekosistem plta batang toru Pongo tapanuliensis pembangkit listrik
Writer: Shahnaz D.
Pos Terkait

Imbas Dagangkan 8 Cula Badak, ZA Terancam Bui
29/08/24
Gakkum Ungkap Kerugian dari Jual Beli Trenggiling
01/07/24
Kegagalan KLHK Melindungi Badak Jawa
06/06/24
Jual Puluhan Kilogram Sisik Trenggiling, 4 Orang Dibekuk Aparat
25/03/24
Berkonflik Lagi, Harimau Diduga Beru Situtung Kembali Dievakuasi
20/03/24
Repatriasi 3 Orangutan Korban Penyelundupan dari Thailand
21/12/23Pos Terbaru

Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Liputan Khusus
20/05/25
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Edukasi
20/05/25
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25Bacaan Populer
Baca berita terbaru seputar satwa liar di sini

1
Wajib Tahu! 13 Jenis Biawak Dilindungi di Indonesia
09/03/20
2
Pemilik Kura-kura Impor yang Ditangkap Tipidter Bareskrim Mabes Polri Dijerat UU Karantina Hewan
01/08/18
19956
3
5 Jenis Burung Takur Dilindungi di Indonesia yang Masih Diperdagangkan
15/04/21
17415
4
Selundupkan Murai Batu ke Malaysia, Patrum Dihukum 3 Bulan Penjara dan Denda 100 juta
11/10/19
17273
5
Kenali Jenis Otter yang Tidak Boleh Dipelihara di Indonesia
10/12/20
16365
6
Sering Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Rusa dan Kijang
03/08/21
15636
7
Kejanggalan Penangkaran Harimau Benggala Milik Alshad Ahmad
14/01/20
14595
8
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P106 Tahun 2018
30/01/19
14392
9
Kenali 4 Jenis Ikan Belida yang Dilindungi
15/03/21
13803
10
Binturong, Musang Besar yang Menjadi Spesies Kunci Ekosistem
07/12/18
12523