Miris, Macan Tutul Mati Tersisa hanya Tulang Belulang!

3 min read
2022-02-13 10:47:02
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Beberapa waktu lalu tulang belulang macan tutul (Panthera pardus) ditemukan di Suaka Marga Satwa (SM) Gunung Sawal Ciamis, Kabupaten Ciamis, Kamis (3/2).

Andi Witria, Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis mengatakan awal mula temuan tersebut berasal dari informasi masyarakat yang melihat ada tulang hewan berserak tak jauh dari area perkebunan warga.

Ia menyebut bahwa warga awalnya menduga itu adalah tulang kambing atau domba. Namun setelah pihaknya melakukan pemeriksaan, ternyata tulang tersebut merupakan bagian tubuh macan tutul karena terdapat taring.

Tulang satwa dilindungi itupun langsung dievakuasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yang kemudian dicocokkan dengan data macan tutul yang tercatat di KSDA Ciamis.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, tulang belulang itu diketahui merupakan milik macan tutul bernama Abah yang berusia 14 tahun dan hampir 15 tahun.

"Tulang itu kami periksa, kebetulan kami punya data morfometrik Abah, setelah dicocokkan itu sama dari susunan giginya, itu juga diperkuat oleh pernyataan dokter hewan, jadi 99 persen itu adalah Abah," ungkapnya, Rabu (9/2).

Menurut Andi, sebelumnya Abah pernah tertangkap dan dilakukan rehabilitasi, yang mana setelah itu Abah pun dikembalikan atau dilepasliarkan ke hutan.

Berdasarkan hasil penelitian, ujar Andi, rata-rata macan tutul yang hidup di alam disebut tua itu saat berusia 12 hingga 18 tahun.

Ia juga mengatakan bahwa kondisi macan Abah dengan usia yang sudah memasuki senja tersebut sudah berkurang kemampuannya dalam melakukan perburuan.

"Abah juga kan terakhir tertangkap giginya sudah rusak, kemampuan berburunya berkurang, ditambah tergeser oleh jantan muda yang lebih kuat," tuturnya dilansir dari Portalbandungtimur pada Kamis (10/2).

Terkait temuan tulang belulang satwa langka itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat pun melakukan identifikasi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Hasil pemeriksaan, ungkap Andi, macan Abah diperkirakan mati dua bulan yang lalu dan kematiannya terjadi sebab faktor alami karena tidak ditemukan ada bekas kekerasan.

"Mati secara alami, tidak ada tanda-tanda bekas bahan kimia, kami periksa dengan pendeteksi logam juga tidak ada ditemukan tanda-tanda, tulang-tulangnya juga masih baik, tidak ada retakan habis dipukul," ujarnya.



Selain itu, Andi menyebut bahwa saat ini populasi macan tutul di Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis ada sekitar 11 ekor dewasa yang terdiri dari lima jantan dan enam betina.

Namun, karena ada kematian satu individu macan, lanjutnya, maka sekarang hanya tersisa 10 ekor.

Pihaknya juga pernah mendapatkan informasi dari warga yang mengatakan bahwa ada anak macan tutul. Akan tetap, kata Andi, hal tersebut perlu dibuktikan dengan rekaman kamera.

"Itu kan tetap harus dibuktikan keberadaan-nya, yang pasti ada anaknya, hanya belum terekam saja," pungkasnya.

Tags :
satwa dilindungi macan macan tutul
Writer:
Pos Terbaru
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25
Penyelundupan 42 Ekor Satwa Liar Tanpa Pemilik Digagalkan di Sorong
Penyelundupan 42 Ekor Satwa Liar Tanpa Pemilik Digagalkan di Sorong
Berita
31/01/25
Memelihara Satwa Liar Dilindungi: Bentuk Empati atau Pelanggaran Hukum?
Memelihara Satwa Liar Dilindungi: Bentuk Empati atau Pelanggaran Hukum?
Opini
30/01/25
Ketika Kepentingan Gajah masih menjadi Prioritas ke-13
Ketika Kepentingan Gajah masih menjadi Prioritas ke-13
Opini
30/01/25
Air dan Api Diserahkan ke BKSDA Kalteng
Air dan Api Diserahkan ke BKSDA Kalteng
Berita
11/11/24
Empat Satwa Langka Diduga Dibius sebelum Diselundupkan ke India
Empat Satwa Langka Diduga Dibius sebelum Diselundupkan ke India
Berita
07/11/24
Spesies Baru Katak-pohon Sematkan Nama Herpetolog Indonesia
Spesies Baru Katak-pohon Sematkan Nama Herpetolog Indonesia
Edukasi
06/11/24
Satire si Ekor Panjang Tak Berumur Panjang
Satire si Ekor Panjang Tak Berumur Panjang
Puisi
06/11/24
Petugas Gagalkan Penyelundupan Burung di Pelabuhan Laut Sorong
Petugas Gagalkan Penyelundupan Burung di Pelabuhan Laut Sorong
Berita
05/11/24
Penjual Burung Dilindungi Divonis 1 Tahun Penjara dan Denda Rp10 Juta
Penjual Burung Dilindungi Divonis 1 Tahun Penjara dan Denda Rp10 Juta
Berita
01/11/24