Status Biawak Komodo Dinaikkan dari Rentan Menjadi Terancam

3 min read
2021-09-08 15:22:07
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.

 



Gardaanimalia.com – Biawak komodo (Varanus komodoensis) adalah satwa langka yang terus mengalami ancaman kepunahan di habitat aslinya. International Union for Conservation of Nature atau IUCN menetapkan komodo ke dalam daftar merahnya. IUCN bahkan menaikkan statusnya dari Vulnerable ke Endangered alias terancam. Berikut adalah alasan mengapa status komodo semakin mendekati kepunahan:

1. Perubahan Iklim


Dilansir dari detikTravel, dalam forum internasional yang diadakan oleh IUCN di Jenewa, Swiss pada beberapa waktu lalu, Andrew Terry selaku direktur konservasi di Zoological Society of London mengatakan, bahwa hewan prasejarah ini telah bergerak satu langkah lebih dekat ke kepunahan. Salah satu penyebabnya ialah perubahan iklim sangat menakutkan. IUCN mencatat dalam 45 tahun ke depan perubahan iklim akan membuat permukaan laut naik dan memperkecil habitat komodo paling tidak 30 persen dari luas habitat yang ada saat ini.

2. Ekploitasi dan Perdagangan Ilegal Biawak Komodo


Selain perubahan iklim, salah satu hal yang mengancam kelangsungan hidup biawak komodo adalah aktivitas destruktif manusia seperti eksploitasi besar-besaran di habitat asli mereka. Eksploitasi tersebut menyebabkan hilangnya sumber makanan alami mereka seperti ikan tuna ataupun jenis ikan lain.

Baca juga: Kanguru Pohon Mantel Emas yang Kian Terancam

Perdagangan ilegal juga turut berkontribusi atas ancaman kepunahan yang menimpa komodo. Seperti yang terjadi pada tahun 2019 silam, 41 biawak komodo dijual ke luar negeri dengan harga fantastis hingga 500 juta rupiah per ekor. Kejadian tersebut adalah satu kasus yang berhasil diungkap oleh Disretkrimsus Polda Jawa Timur dan belum termasuk perdagangan ilegal yang berhasil lolos.

3. Pembangunan Infrastruktur


Biawak komodo adalah satwa endemik yang hanya dapat dijumpai di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kini pemerintah berusaha membangun insfrastruktur Taman Nasional Komodo dengan alasan peningkatan kualitas pariwisata. Namun, hal ini terus menuai pro dan kontra.

Beberapa waktu yang UNESCO juga telah mengirimi surat peringatan kepada pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek ini sampaipemerintah menyerahkan revisi Analisis Dampak Lingkungan yang ditinjau oleh IUCN. Permintaan tersebut tercatat pada dokumen bertajuk Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia bernomor WHC/21/44.COM/7B.

Tags :
taman nasional komodo komodo kepunahan satwa biawak komodo
Writer:
Pos Terbaru
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Liputan Khusus
20/05/25
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Edukasi
20/05/25
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25