Komodo, Hewan Purba dalam Belenggu Oligarki

3 min read
2021-09-20 16:05:05
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Pembangunan proyek infrastruktur di Taman Nasional Komodo yang mendapat desakan oleh UNESCO agar pemerintah Indonesia menghentikan proyek tersebut masih menjadi sorotan berbagai pihak.

Baru-baru ini digelar sebuah webinar bertajuk "Taman Nasional Komodo & Jurassic Park: Konservasi atau Investasi?" Dalam seminar yang diadakan oleh Universitas Brawijaya itu, perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukan sikap yang dinilai tidak etis. Mereka tampak emosi dan marah-marah dalam menangkapi presentasi dari pemateri lain.

Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, yang menjadi salah satu pengisi materi dan stafnya yang bernama Moko tampak marah dan meninggikan suaranya. Mereka merasa tersinggung atas isi salah satu slide yang ditampilkan oleh pemateri lain yakni Venan Haryanto, peneliti dari Sunspirit for Justice and Peace.

Dalam slide tersebut tertulis kalimat "Selamatkan Taman Nasional Komodo dari Kejahatan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan."

"Apa maksudnya ini?" ucap Wiratno.

"Memang kami penjahat? Kami bukan penjahat wei," Mako menyaut dengan nada yang tak kalah tinggi.

Peristiwa tersebut kemudian menjadi sorotan dan dibagikan dalam sebuah utas yang dibuat di Twitter @KawanBaikKomodo pada 15 September 2021. Berbagai respon muncul dan banyak yang menyayangkan sikap anti kritik ini.

Baca juga: Data Penyelundupan Burung Liar dari Sumatera ke Jawa

"Kebijakan pemerintah bisa ugal-ugalan dalam kasih izin yang membawa perusakan dan mengabaikan rakyat setempat. Giliran dikritik responnya menuntut kesantunan. Masa cuma kesantunan itu saja senjata pemerintah merespon kritik. Padahal data dan analisa harusnya direspon dengan data dan analisa," cuit Institut Ecosoc Rights di Twitter untuk merespon kejadian dalam webinar tersebut.

Setelah membuat utas tersebut, akun Instagram milik Kawan Baik Komodo dilaporkan hilang sejak Rabu (15/09/2021) malam. Hal ini kemudian disampaikan oleh Kawan Baik Komodo melalui sebuah cuitan di Twitter pada Kamis (16/09/2021) pagi. Hingga berita ini ditulis, akun Instagram tersebut masih belum dapat ditemukan.

"Akun Instagram #KawanBaikKomodo hilang sejak semalam. Awalnya masih bisa diakses seperti pada gambar tangkapan layar berikut, namun pagi ini sudah tidak bisa ditemukan sama sekali," tulisnya.

Menanggapi kejadian semacam ini, Ratna Surya yang merupakan Koordinator Advokasi Garda Animalia memandang ada upaya pembungkaman yang seringkali dihadapi oleh organisasi maupun aktivis-aktivis yang lantang menyuarakan isu lingkungan dan konservasi.

"Upaya menghilangkan akun atau meminta menurunkan berita tertentu memang seringkali dialami organisasi yang hendak menyuarakan isu-isu lingkungan. Apalagi jika isu ini mulai menjadi perhatian publik di mana menyeret para pemangku kebijakan," papar Ratna, Senin (20/09/2021).

Ratna juga mendorong masyarakat untuk tidak lengah mengawal kasus-kasus kejahatan lingkungan.

"Kejadian semacam ini sebetulnya sangat disayangkan terjadi di negara demokrasi yang seharusnya menjamin kebebasan berpendapat. Masyarakat harus terus mengawal kasus ini, jangan sampe lengah. Pembangunan proyek di Taman Nasional Komodo harus dihentikan karena akan berdampak besar pada habitat dan keberadaan komodo di sana," pungkasnya.


Tags :
taman nasional komodo komodo Kawan Baik Komodo
Writer:
Pos Terbaru
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu
Edukasi
21/05/25
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Liputan Khusus
20/05/25
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Edukasi
20/05/25
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25