Untuk Kesekian Kalinya, Konflik Harimau dan Manusia Kembali Terjadi

3 min read
2021-11-05 11:51:35
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Konflik harimau dan manusia kembali terjadi. Seorang anak berinisial MS (12) di Desa Teluk Kabung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau ditemukan meninggal dunia dengan bekas luka cakaran dan gigitan di bagian kepala serta tengkuk.

Disampaikan Kepala Bidang Teknis Balai Besar KSDA Riau, M Mahfud, awalnya pihaknya mendapat laporan dari Kepala Unit PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa (MSK).

“Lokasi kejadian konflik merupakan lokasi sedang dilakukan aktivitas penanaman,” kata Mahfud secara tertulis, Rabu (3/11).

Korban MS ialah anak seorang pekerja di Perusahaan PT Usaha Berkat Fangarato (UBF) yang merupakan salah satu kontraktor penanaman di PT MSK.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (31/10) pukul 00.05 saat korban dan ibunya sedang terlelap. Saat itu, ibu korban mendengar jeritan minta tolong anaknya yang sedang tidur bersamanya di dalam camp (pondok kerja).

Seketika ibu korban terbangun dan dengan samar-samar melihat anaknya seperti diseret keluar dari pondok. Namun, tidak melihat keberadaan anaknya sebab saat itu suasana begitu gelap.

Selanjutnya, ibu korban menemukan anaknya puluhan meter dari camp dalam kondisi meninggal dunia. Dengan bekas luka cakaran dan gigitan di bagian kepala serta tengkuk korban.

Melihat kondisi anaknya, sang ibu korban meminta tolong ke camp tenaga kerja yang berada dekat dengan TKP. Pun diketahui saat peristiwa tersebut, ayah korban tidak berada di camp karena sedang belanja keperluan kerja.

Tidak berapa lama, tenaga kerja yang berada di dekat tempat kejadian menghubungi keluarga MS yang berada di PT Bina Duta Laksana (BDL), dan keluarga MS pun menghubungi security PT MSK.

Sekitar lebih kurang pukul 01.05 wib, security PT MSK langsung menuju tempat kejadian untuk mengevakuasi korban dan dibawa ke Pos P3K PT MSK dalam kondisi sudah meninggal.

“Visum dilakukan oleh pihak kepolisian dan medis dengan hasil diagnosis awal kematian disebabkan oleh death on arrival atau gigitan binatang buas,” tutur Mahfud, dikutip dari indragirione.com.

Korban lalu dibawa ke rumah duka dan dimakamkan. Mahfud juga menyampaikan belasungkawa terhadap korban dari keluarga besar Resort Balai Besar KSDA terdekat.

Kemudian, menindaklanjuti peristiwa tersebut, BBKSDA Riau pun melakukan mitigasi konflik satwa bersama pihak perusahaan.

Dari hasil investigasi di lokasi, tim menemukan bekas cakaran pada dinding pondok kerja yang terbuat dari plastik terpal dan jejak yang diduga adalah jejak satwa liar yaitu harimau sumatera.

Selanjutnya, Tim melakukan sosialisasi serta himbauan kepada karyawan yang ada di sekitar kejadian agar hati-hati dan waspada serta tidak melakukan aktivitas pada waktu pagi dan sore hari.

Tim juga menyampaikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kejadian agar tidak memasang jerat atau melakukan tindakan anarkis terhadap satwa liar yang dilindungi termasuk harimau sumatera.

Setelah kejadian tragis itu pun pihak perusahaan menghentikan aktivitas untuk sementara waktu. Serta memindahkan seluruh pekerja yang berada di TKP dan sekitarnya ke camp induk PT MSK.

Perusahaan juga memasang camera trap di lokasi kejadian sebanyak 3 unit.

Untuk langkah lebih jauh, Mahfud menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan identifikasi terhadap individu satwa yang berkonflik dengan penambahan pemasangan camera trap sebanyak 10 unit yang mencakup wilayah konsesi dan sekitarnya.

Pemasangan umpan juga dilakukan pada titik-titik tertentu dalam rangka menarik pergerakan satwa ke camera trap. Termasuk melakukan operasi jerat di sekitar jalur jelajah satwa bersama pihak terkait.

Pihak BBKSDA Riau juga mendorong perusahaan untuk meningkatkan patroli dan pengawasan pada pusat-pusat aktivitas kerja.

“Kepada semua pihak yang memiliki izin yang di dalamnya merupakan wilayah jelajah pergerakan harimau sumatera agar bisa menciptakan kondisi kerja yang bersahabat dan lebih antisipatif dengan peningkatan pengawasan melalui patroli baik pengawasan pekerjaan maupun aktivitas ilegal seperti perburuan atau pemasangan jerat, melakukan imbauan kewaspadaan secara rutin, melakukan operasi sapu jerat, melakukan monitoring satwa liar secara rutin dan melaporkannya,” tutup Mahfud.

Tags :
harimau harimau sumatra konflik harimau
Writer:
Pos Terbaru
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25