Dokter Hewan Komentari Masuknya Monyet ke Desa di Sukabumi

Aditya
3 min read
2024-06-06 13:29:21
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) datang secara bergerombol ke Kampung Kubang, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Minggu (2/6/2024).

Monyet hampir masuk ke dalam rumah melalui celah kaca. Mereka juga sempat mengejar anak kecil dan masuk ke dalam warung warga.

Pihak Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nagrak menerangkan bahwa kemunculan monyet diduga dipengaruhi oleh aktivitas pembangunan Tol Bocimi Seksi 3. Sebabnya, pembangunan tersebut berdekatan dengan Hutan Ciirateun yang merupakan habitat monyet.

Merespons hal ini, pihak Resor Sukabumi BBKSDA Jawa Barat telah datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan di lapangan pada Selasa (4/6/2024).

Dari pengecekan, BKSDA mengatakan bahwa pihaknya bersama pemerintah setempat perlu melakukan upaya penangkapan terhadap monyet, khususnya di wilayah perkebunan tempat mereka bersembunyi.

BKSDA juga mengimbau masyarakat agar tidak memberikan makanan kepada monyet ekor panjang yang datang.

Dokter hewan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Janipa Saptayanti mengonfirmasi bahaya memberi makanan pada monyet ekor panjang.

"MEP (monyet ekor panjang) akan terbiasa dan bergantung dengan pemberian makan oleh manusia, dan hal ini membuat monyet menjadi 'pengemis'," kata Janipa.

Karena terbiasa diberi makan, monyet akan menjadi agresif ketika makanan tidak lagi diberikan. Mereka akan datang ke perumahan dan warung warga untuk mencari makanan.

Selain itu, risiko kecelakaan lalu lintas juga meningkat karena monyet sering berkerumun di pinggir jalan akibat diberi makan oleh pengendara yang lewat.

Selain mengancam keselamatan manusia dan monyet, interaksi negatif antara keduanya juga berisiko menularkan penyakit-penyakit tertentu (terjadi zoonosis).

"Seperti TBC, kecacingan, penyakit kulit seperti jamur, dan lain-lain," kata Janipa.

Manusia Masuk ke Rumah Monyet


Janipa berpendapat, tingginya interaksi negatif antara monyet dan manusia seperti yang terjadi di Sukabumi merupakan akibat dari menyempitnya habitat monyet.

"Kasus-kasus yang terjadi saat ini karena kita yang masuk ke rumah mereka," katanya.

Janipa juga menambahkan, perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap ketersediaan pakan satwa di hutan.

Salah satu hal yang dapat mengurangi jumlah interaksi negatif ini adalah dengan menanam pohon-pohon yang menjadi pakan satwa di sekitar hutan. Ini agar monyet tidak perlu masuk ke permukiman untuk mencari makanan.

Janipa menambahkan, jika memungkinkan, masyarakat dapat berkebun di daerah yang jauh dengan kawasan hutan. Meskipun begitu, Ia paham bahwa hal itu adalah hal yang sulit dilakukan.

"Kita tidak bisa mengontrol monyet yang kelaparan mencari makan di mana. Mereka akan makan apa yang ada di hadapan mereka," katanya.

Karena dalam kondisi saat ini interaksi negatif kerap tidak dapat dihindari, maka pihak pemerintah perlu menyokong masyarakat dalam melakukan penanganan.

"Memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk tindakan pertama saat bertemu monyet ekor panjang, sediakan hotline yang bisa dihubungi saat ada monyet ekor panjang yang masuk ke permukiman warga," kata Janipa.

Selain itu, Janipa menekankan, pemerintah perlu melakukan edukasi tentang pentingnya keberadaan monyet ekor panjang di hutan, dan mengimbau agar warga tidak membabat hutan.

Jika interaksi negatif terjadi, hal yang paling penting dilakukan masyarakat adalah untuk tidak melakukan provokasi.

"Jangan berusaha memukul mereka karena mereka akan menyerang balik," kata Janipa.

Masyarakat juga perlu segera melindungi anak-anak dan warga lansia karena mereka umumnya menjadi sasaran utama para monyet yang merasa terancam.

Terakhir, masyarakat perlu berkoordinasi dengan BKSDA dan Non Govermental Organization (NGO) setempat untuk menggiring satwa kembali ke dalam habitatnya.

"Tentunya harus didampingi oleh BKSDA untuk melakukan relokasi atau penggiringan," pungkas Janipa.

Tags :
bbksda jabar monyet ekor panjang monpai Macaca fascicularis MEP JAAN jakarta animal aid network konflik monyet ekor panjang
Writer: Aditya
Pos Terbaru
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25