Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Lima Owa Jawa Pulang ke Gunung Puntang

188
×

Lima Owa Jawa Pulang ke Gunung Puntang

Share this article
Owa jawa yang dilepasliarkan di kawasan Gunung Puntang. | Foto: Pertamina EP Subang Field diunduh dari laman Jawa Pos
Hylobates moloch yang dilepasliarkan di kawasan Gunung Puntang. | Foto: Pertamina EP Subang Field diunduh dari laman Jawa Pos

Gardaanimalia.com – Lima ekor owa jawa (Hylobates moloch) dilepasliarkan di Kawasan Hutan Lindung Malabar, Gunung Puntang, Kabupaten Bandung Selatan, Sabtu, (10/8/2024).

Lepas liar ini juga dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2024.

Pengembalian satwa ke habitat alaminya tersebut dilaksanakan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGP) bersama BBKSDA Jawa Barat, Yayasan Owa Jawa dan Pertamina EP (PEP) Subang Field.

“Pelepasliaran yang kebetulan harinya bertepatan dengan HKAN pada 10 Agustus 2024 ini. Dari sebelumnya direhabilitasi, kemudian oleh tim dinyatakan siap untuk lepas liar, maka lokasi inilah yang dipilih sebagai tempat release, kata Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) SKW 3 BBKSDA Jawa Barat Julham Afandi.

Lima individu Hylobates moloch itu berpasangan secara keluarga.

Joan dan Mowgli, dilepasliarkan bersama dengan keluarga lain, yakni Cepi, Oke dan Nitnot.

Mereka adalah satwa sitaan yang sebelumnya berasal dari kegiatan eksploitasi manusia, seperti peliharaan atau perdagangan satwa liar.

Kelimanya lantas menjalani rehabilitasi dan masa habituasi selama delapan bulan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Dalam pusat rehabilitasi, kondisi kesehatan, fisik, dan perilaku satwa dipantau untuk mengembalikan sifat-sifat liarnya. 

Menurut Wakil Ketua Yayasan Owa Jawa Anton Ario, kelima owa jawa ini akan dipantau secara setiap hari selama satu tahun.

“Indikator keberhasilannya adalah mampu mengonsumsi dan mencari pakan secara alamiah, tetap berpasangan, dan yang ketiga adalah mampu bereproduksi,” kata dia.

Anton juga menjelaskan, bahwa indikasi lainnya adalah mereka dapat bertahan hidup di dua musim, yaitu kemarau dan penghujan.

Si Setia yang Terancam Punah

Secara alamiah, primata ini merupakan satwa yang sangat selektif dalam memilih pasangan hidup.

Primata arboreal ini merupakan satwa monogami, artinya dia hanya memilki satu pasangan seumur hidup.

Saking setianya, apabila ada salah satu pasangannya yang mati maka owa tidak akan mencari pasangan lain dan hidup menyendiri sampai akhir hayatnya.

Oleh karena itu, perkembangbiakan owa jawa menjadi tantangan tersendiri di samping perburuan dan perdagangan yang marak.

Senior Manager PEP Subang Field Ndirga Andri Sisworo juga berharap owa jawa yang dilepasliarkan dapat meramaikan kembali Kawasan Hutan Lindung Malabar.

“Harapan kami owa jawa yang sudah dilepasliarkan mampu meramaikan kembali Hutan Lindung Malabar, berketurunan dan membentuk populasi stabil,” kata Ndirga, Kamis (15/8/2024).

Owa jawa merupakan satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.106 tahun 2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi.

Dalam IUCN Red List, Hylobates moloch yang tersebar di hutan-hutan Jawa Barat ini berstatus endangered atau terancam punah.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments