Mentok Rimba, Burung Air yang Kini Semakin Sulit Ditemukan

Gardaanimalia.com - Adakah dari kalian yang pernah melihat sosok mentok rimba? Jika kawan satwa pernah melihatnya, di manakah itu?
Tidak sedikit orang mengira mentok rimba merupakan bagian dari jenis mentok yang biasa kita kenal atau temui sehari-hari. Namun, ternyata perkiraan itu belum tepat.
Karena, berdasarkan analisis gen yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa mentok rimba dan mentok bukanlah kerabat dekat.
Hal ini membawa mentok rimba resmi menjadi bagian dari marga Asarcornis, yang mana sebelumnya merupakan bagian dari marga Cairina (2014).((https://www.mongabay.co.id/2014/11/12/mentok-rimba-burung-mirip-mentok-yang-terancam-punah/))
Kendati demikian, di Indonesia mentok rimba masih termasuk dalam kelompok Cairina mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Tahun 2018.
Karakteristik dan Tingkah Laku
Mentok rimba atau biasa dikenal dengan sebutan bebek hutan, angsa hutan, mentok hutan, maupun serati memiliki bentuk menyerupai bebek.
Warna di bagian kepala hingga leher putih berbintik hitam dengan bulu yang menyelimuti badan berwarna gelap. Mentok rimba yang masih muda umumnya memiliki warna bulu lebih buram daripada mentok dewasa.
Adapun di Provinsi Sumatera, warna kepala serta leher mentok rimba lebih putih dibandingkan dengan satwa serupa yang berada di daratan Asia lainnya.
Sementara di Asia, satwa betina cenderung memiliki bercak hitam lebih rapat dibanding satwa jantan.
Satwa dengan nama ilmiah Cairina scutulata ini memiliki sayap dengan warna putih dengan spekulum berwarna abu-abu biru.
Satwa bernamakan ilmiah Asarcornis scutulata ini memiliki tubuh yang cukup besar. Ukuran panjang dari paruh hingga ujung ekor jika ditotal dapat mencapai 81 sentimeter dengan berat yang bervariasi.
Untuk sang jantan biasanya dapat tumbuh dengan berat hingga 3,9 kilogram, sementara sang betina hingga 3,05 kilogram.
Perlu diingat, mentok rimba bukanlah mentok seperti yang sering kita jumpai, dan ia juga tidak memiliki lingkaran merah di sekeliling mata layaknya mentok biasa.
Burung air satu ini termasuk dalam golongan hewan crepuscular, yaitu sebutan bagi hewan yang cenderung lebih aktif pada saat fajar dan senja.
Ia memiliki suara yang nyaring serta hanya terdengar pada malam hari membuat satwa ini juga dijuluki oleh orang Assam di timur laut India sebagai ‘Deo-Hans’ yang berarti ‘Bebek Gaib’.((https://wanaswara.com/hewan-mentok-rimba-si-penghuni-hutan-rawa-yang-terancam-punah/))
Mentok rimba merupakan hewan omnivore, yaitu pemakan segala. Hewan ini akan memakan jenis biji-bijian, hydrilla, siput, ikan kecil, cacing, laba-laba air, dan hewan air lainnya.
Mereka akan aktif mencari makanan secara individu, berpasangan, maupun berkelompok sebanyak 6 hingga 8 ekor di rawa-rawa.((https://www.faunadanflora.com/mentok-rimba-jenis-burung-mirip-mentok-terlangka-di-dunia/))
Pepohonan dengan tinggi berkisar 3-12 meter menjadi tempat mentok rimba untuk bersarang. Umumnya, sang betina mampu bertelur hingga 16 butir telur.
Telur tersebut nantinya akan dierami selama 33 hari, dan menetas bertepatan pada saat dimulainya musim hujan. Sekitar 14 minggu setelah telur menetas, bayi mentok rimba akan terus dijaga oleh sang induk hingga masuk fase dewasa.((https://wanaswara.com/hewan-mentok-rimba-si-penghuni-hutan-rawa-yang-terancam-punah/))
Persebaran Habitat
Habitat mentok rimba berada di hutan tropis lebat yang dekat dengan rawa-rawa dan kolam yang dangkal. Jumlah populasi satwa yang memiliki nama Inggris white-winged duck ini diperkirakan hanya tersisa 250-999 ekor yang tersebar di wilayah Bangladesh, Komboja, India, Indonesia, Timor Leste, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.((https://www.iucnredlist.org/species/22680064/110103586#population))
International Union for Conservation of Nature (IUCN) menetapkan status mentok rimba ke dalam Endangered, yang bermakna keberadaannya cukup genting dan terancam punah.
Selain itu, satwa ini juga masuk ke dalam CITES Appendix I yang berarti sudah termasuk kategori satwa langka dan tidak boleh dipergunakan dengan alasan apapun.
Pemerintah Indonesia juga turut menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Semula kita dapat menjumpai mentok rimba di Jawa dan Sumatera, namun diduga populasi satwa ini telah punah di Pulau Jawa.
Sehingga habitatnya di Indonesia, kini hanya tersisa di Sumatera dengan jumlah individu sekitar 150 ekor saja. Jumlah tersebut tersebar di pesisir timur lahan basah Sumatera, termasuk wilayah Taman Nasional Way Kambas, Lampung.((https://www.mongabay.co.id/2014/11/12/mentok-rimba-burung-mirip-mentok-yang-terancam-punah/))
Adapun kelangkaan yang terjadi kepada mentok rimba disebabkan oleh semakin berkurangnya lahan basah yang merupakan habitat utama satwa ini.
Akibatnya, mereka pun jadi kesulitan menemukan pepohonan untuk dijadikan sebagai tempat bersarang dan bertelur.
Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman kepunahan mentok rimba, pemerintah menjadikan satwa ini sebagai seri perangko pada tahun 2009.((https://wanaswara.com/hewan-mentok-rimba-si-penghuni-hutan-rawa-yang-terancam-punah/))

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
09/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
30/04/25![[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1744790117_ebae26a40ee2dbd50796.jpg)
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
16/04/25
Gakkum Beroperasi, Puluhan Tengkorak Satwa Liar jadi Barang Bukti
20/03/25
Berang-Berang Bukan Peliharaan! Kenali 4 Jenis yang Hidup di Indonesia
14/03/25
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
