Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Orangutan Terseret Banjir di Aceh, Tubuhnya Luka-Luka

296
×

Orangutan Terseret Banjir di Aceh, Tubuhnya Luka-Luka

Share this article
Ilustrasi orangtan sumatera (Pongo abelii). | Foto: PPID KLHK
Ilustrasi orangtan sumatera (Pongo abelii). | Foto: PPID KLHK

Gardaanimalia.com – Satu individu orangutan terseret arus banjir di Desa Ramung Musara, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.

Mamalia berjenis kelamin betina tersebut pertama kali ditemukan oleh tim Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Selasa (14/5/2024).

Tim Balai Besar TNGL lalu menghubungi Human Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU) Yayasan Orangutan Sumatra Lestari–Orangutan Information Centre (YOSL-OIC).

Lewat rilis YOSL-OIC pada Rabu (22/5/2024), pihaknya mengatakan orangutan didapati berada di dalam kawasan hutan TNGL berdasarkan titik lokasi pada peta.

“Saat ditemukan, kondisi fisik orangutan menunjukkan banyak luka benturan dan banyak lumpur di area mata,” tulisnya.

Melihat hal itu, pihaknya memprediksi bahwa ada kemungkinan lumpur masuk ke dalam perut orangutan sumatera (Pongo abelii).

“Hal ini berpotensi menimbulkan infeksi jika air masuk ke dalam paru-paru,” lanjut YOSL-OIC.

Selain itu, sebelum sampai ke lokasi, terlebih dahulu tim HOCRU menghubungi dan meminta bantuan dokter hewan yang berada di sekitar lokasi guna melakukan tindakan cepat.

“Langkah awal yang diambil adalah pemberian terapi cairan dan vitamin karena kondisi fisik orangutan yang sangat lemah,” katanya.

Sesudah dilakukan pemeriksaan, tim menemukan banyak goresan pada orangutan sumatera tersebut.

“Banyak goresan terutama di bagian wajah, dengan dugaan tulang rahang pipi kiri patah, serta beberapa area tubuh orangutan mengalami pembengkakan,” jelasnya.

Akan tetapi, menurut pengamatan yang dilakukan tim, terdapat hal menarik yang terjadi saat mereka melakukan pemantauan terhadap saturasi oksigen orangutan.

“Dapat disimpulkan bahwa orangutan tersebut memiliki keinginan untuk bertahan hidup yang kuat,” ujarnya.

Guna memperoleh tindakan medis lebih lanjut, satwa dibawa ke Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan (PKRO) Batu Mbelin, Rabu (15/5/2024).

Orangutan Sumatera, Berstatus Kritis dan Dilindungi

Penyelamatan orangutan tersebut dilakukan oleh tim gabungan, yaitu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Balai Besar TNGL, dan tim HOCRU YOSL-OIC.

Pada waktu menyelamatkan mamalia tersebut, tim HOCRU berusaha melakukan tindakan medis terbaik dalam keadaan darurat walau terdapat keterbatasan alat.

Dalam rilis Instagramnya, YOSL-OIC juga meminta doa untuk kesembuhan satwa liar tersebut kepada seluruh pihak.

Perlu diketahui, orangutan sumatera merupakan satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Namanya terdaftar dalam Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Saat ini, status konservasinya di dunia internasional atau menurut IUCN Red List adalah critically endangered atau terancam kritis.

Sedangkan, berdasarkan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Pongo abelii berstatus Appendix I.

Appendix I adalah daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Spesies yang dimasukkan ke dalam kategori ini adalah spesies yang terancam punah apabila perdagangan tidak dihentikan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments