Gardaanimalia.com – Dua ekor macan tutul (Panthera pardus melas) terpantau camera trap di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Lokasi yang merekam satwa dilindungi tersebut tepatnya berada di zona inti dengan ketinggian 1.586 mdpl berjarak sekitar 2,4 kilometer dari kawasan wisata Situ Gunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.
Asep Suganda, Kepala Resort Pengelola Taman Nasional (PTN) Kadudampit mengatakan bahwa dua ekor macan itu terpantau pada Selasa (4/1) lalu.
Pada mulanya, ujar Asep, sebelum dipasang camera trap, petugas menemukan ada tanda-tanda keberadaan satwa liar tersebut berupa cakaran dan kotoran pada Desember 2021.
“Akhirnya dipasang beberapa kamera pengintai atau camera trap milik Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,” ungkapnya, Minggu (13/2) dilansir dari JPNews.
Berdasarkan penuturan Asep, hasil tangkapan camera trap tersebut kemudian diketahui bahwa predator puncak di hutan TNGGP itu turun untuk mencari sumber makanan.
“Ada dua kemungkinan kenapa macan tutul ini turun dari area hutan dengan mdpl yang lebih tinggi ke kawasan yang lebih rendah. Pertama karena habitat dan ekosistem yang masih terjaga sehingga satwa lain mangsa macan tutul berada di zona tersebut,” jelasnya.
Hal itu berarti, lanjut Asep, rantai makanan yang ada di lokasi tersebut masih sangat terjaga. “Dengan adanya mangsa, sehingga mengundang macan tutul untuk berburu di kawasan tersebut,” tuturnya.
Namun, menurutnya, kemunculan macan di lokasi yang sekarang itu sangat jarang terjadi. Karena lebih sering satwa dilindungi tersebut tampak di kawasan Pondok Halimun.
Asep kemudian mengatakan bahwa sejauh ini perburuan liar di kawasan TNGGP, terutama di Resort PTN Situ Gunung sudah jarang sekali terjadi, baik itu perburuan macan tutul maupun satwa liar lainnya.
“Baik perburuan liar macam tutul maupun satwa lainnya yang ada di hutan TNGGP seperti rusa, kijang, landak, babi hutan, elang jawa, lutung, monyet dan sebagainya,” sebutnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa macan tutul yang terekam camera trap tersebut diperkirakan berjenis kelamin betina dan berdasarkan ukurannya satwa itu berusia dewasa.
Simpulan sementara, kata Asep, satwa dilindungi tersebut sedang mencari mangsa dikarenakan di lokasi itu juga terdapat satwa liar lainnya seperti landak, rusa, musang, dan lainnya yang juga tertangkap di kamera.
“Tentu menjadi kabar gembira karena menandakan habitat dan ekosistemnya masih terjaga,” imbuhnya.
Lain daripada itu, ia tetap mengimbau masyarakat agar tidak melakukan perburuan liar. “Agar ekosistem mereka tetap terjaga dan alam pun ikut terjaga,” tutup Asep.