Ular, Reptil yang Sering Menjadi Korban Bushmeat

3 min read
2021-03-05 18:35:02
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Dibanding reptilia lainnya, ular termasuk hewan yang lebih adaptif. Beberapa jenis ular hidup dan tinggal di habitat alam berupa sungai, laut, semak belukar, dan beberapa bahkan hidup digorong-gorong. Dalam bukunya Marlon, menyebutkan setidaknya terdapat 250 jenis ular yang hidup di Indonesia.((Marlon, Riza. 2014. 107+ Ular Indonesia. Bogor: Indonesia Nature and Wildlife Publishing.))

Beberapa di antaranya telah berstatus dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018 yang meliputi ular sanca hijau (Condropython viridis), ular sanca bodo (Python molurus), serta ular sanca timor (Python timorensis), dan sanca bulan (Simalia boeleni).

Keberadaan ular yang mudah dijumpai menjadikan ular sebagai salah satu hewan pilihan untuk dipelihara maupun untuk diperjualbelikan guna sebagai bahan pembuatan obat tradisional maupun untuk dikonsumsi.

Di beberapa daerah di Indonesia antara lain Sulawesi Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah, ada warga menjadikan ular sebagai variasi pilihan bushmeat. Bushmeat sendiri dapat diartikan sebagai aktivitas menyantap satwa liar.

Menurut Wijnstekers, bushmeat ialah daging yang diperoleh dari satwa liar serta dimanfaatkan manusia untuk berbagai tujuan salah satunya untuk pengobatan.((W, Wijnsteker. 2011. The Evolution of Cites. 9th Edition E-book. www.cites.org/sites/default/files/common/.../Evolution of Cites_9.pdf.))

Sebagai bushmeat, daging ular dipercaya dapat mengatasi berbagai penyakit tertentu serta bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bagian tubuh ular yang dipercaya dapat bermanfaat untuk kesehatan meliputi daging ular, darah, serta empedu ular. Salah satunya, empedu ular sanca diklaim dapat mengobati demam tinggi pada anak.

Selain itu, empedu ular sanca diklaim berkhasiat untuk meredakan sakit nyeri perut yang disebabkan oleh kolik abdomen, mengobati wasir dan disentri, mengobati gingivitis, serta karies gigi, dll. Namun, sebenarnya hingga saat ini belum ada kajian dan penelitian ilmiah yang dapat membuktikan klaim tersebut.

Baca juga: 4 Jenis Ular Dilindungi di Indonesia yang Tak Boleh Dipelihara Sembarangan

Dr. Atika dari klikdokter.com menjelaskan bahwa dari hasil penelusuran berbagai penelitian kedokteran, manfaat yang disebutkan belum terbukti benar adanya. Hasil penelitian yang dipublikasikan di International Journal Of Food Microbiology dijelaskan bahwasanya mengkonsumsi daging reptil justru dapat mendatangkan sejumlah penyakit sebut saja trikinosis, pentastomiasis, gnatostomiasis, dan sparganosis.(( https://m.klikdokter.com/amp/3619712/makan-daging-ular-apa-risikonya-bagi-kesehatan, diakses pada 25 Februari 2021 pukul 20.00))

Dikutip dari website alodokter.com disebutkan bahwa mengkonsumsi daging ular justru dapat mengakibatkan berbagai efek samping. Satu di antaranya adalah keracunan. Hal ini tejadi apabila bisa racun dan bakteri salmonella yang masih menempel pada daging ular ikut tertelan.

Selain itu, dapat memunculkan infeksi parasit.((https://www.alodokter.com/manfaat-makan-ular-dan-efek-samping-yang-ditimbulkan, diakses pada 25 Februari 2021 pukul 20.20)) Infeksi parasit merupakan penyakit yang disebabkan adanya parasit. Infeksi dapat terjadi apabila parasit masuk ke dalam tubuh baik melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, gigitan serangga, serta melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan penderita infeksi parasit.

Laura dkk, menyebutkan bahwa terdapat 72% penyakit baru dan kemunculan kembali suatu penyakit dapat ditularkan melalui satwa liar.((Laura A.K., Schulte-Herbruggen, B, Ejotre, I and DeeAnn M.R. 2016. Bushmeat and Emerging Infectious Diseases: Lessons from Africa. Springer International Publishing Switzerland.))

Dengan semakin banyaknya perburuan, praktek jual beli, serta pemanfaatan satwa liar semakin meningkatkan resiko penyakit yang dikenal sebagai zoonis.((Roosita Balia, Hendarmawan, dan Asep Kuswandi Supriatna. 2019. Implementasi Konsep “One Healt” Dalam Pengendalian Emerging Dan Re-Emerging Zoonis Yang Diakibatkan Oleh Penyebaran Bushmeat. Proceedings Of Professor Summit. Vol 1. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November))

Kurangnya pemahaman masyarakat awam mengenai penanganan ular menjadikan ular sebagai hewan reptilia yang dianggap berbahaya, menjijikan, atau bahkan menakutkan.

Ular yang dijumpai seringkali dibunuh maupun ditangkap serta kemudian diperjualbelikan tanpa mengetahui jenis atau bahkan status dari ular tersebut. Hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya populasi hewan reptilia khususnya ular. Beberapa bahkan dengan sengaja memburu ular untuk digunakan sebagai obat tradisional, bahan kerajinan, serta dikonsumsi.

Tags :
Ular Reptil bushmeat
Writer:
Pos Terbaru
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25