Ancaman Kepunahan Akibat Mutasi pada Satwa Liar

3 min read
2022-01-06 19:14:54
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Selama ini kita tahu banyak faktor yang menyebabkan turunnya angka atau jumlah populasi satwa liar, khususnya satwa liar yang dilindungi di Indonesia.

Beberapa di antaranya yaitu disebabkan oleh perubahan iklim, deforestasi hutan, dan perburuan ilegal yang mendorong satwa liar menuju ambang kepunahan.

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat faktor lainnya yang berasal dari genetik yang terjadi pada satwa liar itu sendiri.

Inilah yang biasa disebut dengan mutasi yang mana juga dapat berdampak serius terhadap kematian dan menurunnya populasi satwa.

Apa itu mutasi?


Mutasi merupakan suatu fenomena berubahnya susunan DNA atau bahan genetik, baik pada tingkat gen maupun pada tingkat kromosom. Pada mutasi gen, muncul alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.

Lazimnya, mutasi hanya terjadi pada frekuensi rendah di alam, lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) dalam kajian genetik akibat mutasi disebut mutan. Sedangkan individu yang tidak mengalami perubahan sifat disebut tipe liar atau wild type.((Warmadewi, Dewi Ayu. 2017. Buku Ajar Mutasi Genetik.))

Apa saja faktor yang dapat menyebabkan mutasi?


Mutasi biasanya disebabkan oleh zat pembangkit mutasi atau biasa disebut mutagen. Secara umum mutagen merupakan bahan fisika, kimia, atau biologi yang memiliki daya tembus kuat sehingga bisa mencapai materi genetis dalam inti sel.

Mutagen ini dapat berupa zat karsinogen, radiasi surya, radioaktif, ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik seperti petir.

Namun tidak hanya itu, perkawinan sedarah pada hewan sering kali juga menjadi sebab terjadinya kecacatan atau mutasi. Yang mana biasa terjadi akibat kurangnya alternatif pasangan kawin, baik di alam maupun penangkaran.

Spesies dengan kekerabatan dekat atau sedarah cenderung memiliki komposisi genetik atau gen yang sama. Pada vertebrata (hewan bertulang belakang), fungsi tubuh sangat bergantung pada gen-gen agar dapat bekerja dengan baik.

Salinan suatu gen dapat mengalami kerusakan dan apabila bertemu dengan salinan serupa melalui perkawinan sedarah, peluang terjadinya mutasi akan semakin besar hingga dapat mengganggu sistem kerja tubuh atau munculnya kelainan.((https://nationalgeographic.grid.id/read/131967261/mengapa-satwa-langka-rentan-punah-berikut-penjelasan-peneliti?page=all))

Albinisme: Bentuk Nyata Mutasi pada Hewan


Pasti kita pernah mendengar istilah albino, sebelumnya. Ternyata albino tidak hanya bisa terjadi pada manusia, namun juga dengan hewan.

Albino merupakan kelainan genetik yang menyebabkan suatu individu lahir dengan sedikit atau tanpa melanin. Melanin merupakan sel yang dihasilkan oleh sel melanosit yang berfungsi memberi warna pada mata, kulit dan rambut.((https://www.alodokter.com/albinisme))

Kurangnya pigmentasi ini terjadi ketika hewan tertentu mewarisi satu atau beberapa gen yang bermutasi dari induknya.

Hewan yang lahir dengan albinisme akan terlihat berbeda dengan spesies sesamanya. Biasanya warna tubuh akan lebih putih atau pucat dan terlihat mencolok di dalam suatu populasi.

Namun, tidak semua hewan yang berwarna putih merupakan albino. Salah satu cara mengenali hewan albino adalah ketika mata satwa tersebut memiliki kecenderungan berwarna pucat atau merah muda. Yang mana hal dikarenakan ada pembuluh darah yang tertahan di retina.((https://www.idntimes.com/science/discovery/etantyo-nathaniel/albino-pada-hewan-exp-c1c2/5))

Hewan albino kerap kali mengalami kondisi masalah kesehatan. Kurangnya melanin pada tubuh menyebabkan kurangnya pigmentasi pada iris mata sehingga pembuluh darah pada retina menjadi terlihat.

Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan berkurangnya kualitas indra penglihatan pada satwa tersebut. Akibatnya, hewan albino akan kesulitan untuk mencari makan, melacak hewan lain dan bereproduksi.

Lebih lagi, kondisi tubuh seperti ini akan sulit untuk menghalangi sinar-ultraviolet matahari sehingga hewan rentan mengalami masalah kulit bahkan mengalami kanker kulit akibat terpapar UV dengan konsentrasi tinggi.((https://www.idntimes.com/science/discovery/etantyo-nathaniel/albino-pada-hewan-exp-c1c2/5))


Bagaimana Mutasi dapat Mendorong Kepunahan Satwa?


Salah satu bentuk akibat mutasi yaitu munculnya penyakit genetik yang mematikan, kanker misalnya. Kanker terjadi akibat kelainan pada sel akibat mutasi dan dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh hingga menyebabkan kematian.

Munculnya penyakit ini membuat angka harapan hidup suatu populasi satwa liar menjadi semakin menurun. Mutasi gen yang bersifat merusak dapat terkumpul dalam suatu populasi. Hal ini terjadi karena mutasi tidak selalu berhasil diseleksi oleh alam.

Mutasi pada mulanya tidak langsung memberi dampak pada fungsi tubuh, sehingga individu mutan tidak dapat langsung terseleksi atau hilang.

Akibatnya, gen rusak pada individu mutan dapat diwariskan hingga beberapa generasi dan dapat terakumulasi apabila terjadi perkawinan sedarah hingga taraf yang mematikan.

Mutasi seperti albinisme, ia menyebabkan morfologi suatu individu terlihat mencolok. Hal ini mengakibatkan satwa liar sulit melakukan penyamaran untuk menghindari predator dan berangsur-angsur akan menurunkan jumlah populasi apabila terus terjadi peristiwa serupa.

Selain itu, hewan albino juga dipandang sebagai hewan eksotis yang langka karena penampilannya. Di mana manusia tentunya memiliki ketertarikan terhadap fenomena yang tak biasa ini.

Sehingga ketika masyarakat tidak mendapatkan edukasi yang tepat, maka yang terjadi adalah tingkat perburuan hewan albino akan tinggi. Dalam hal ini secara tidak langsung mutasi dapat memperbesar peluang kepunahan satwa langka.((https://www.amazine.co/22205/albinisme-pada-hewan-penyebab-masalah-pada-hewan-albino/))

Sebagai contoh, ada sebuah analisa terhadap genom mammoth berbulu (Mammuthus primigenius) -kerabat gajah yang sudah punah pada Zaman Es- menunjukkan bahwa individu terakhir spesies ini menyimpan banyak mutasi berbahaya sebelum akhirnya mati.((https://nationalgeographic.grid.id/read/131967261/mengapa-satwa-langka-rentan-punah-berikut-penjelasan-peneliti?page=all))

Pun, berdasarkan analisis genomik terhadap hewan-hewan terancam punah semisal cheetah Afrika (Acinonyx jubatus), serigala abu-abu (Canis lupus), dan burung ibis endemik Jepang (Nipponia nippon) juga menunjukkan tren yang serupa.((https://nationalgeographic.grid.id/read/131967261/mengapa-satwa-langka-rentan-punah-berikut-penjelasan-peneliti?page=all))

Adakah Upaya untuk Menanggulangi?


Terdapat beberapa upaya yang telah dan dapat dilakukan untuk meminimalisir fenomena mutasi pada hewan khususnya satwa langka yaitu upaya translokasi, modifikasi genom, dan ketepatan adaptasi regulasi. Berikut penjelasannya:

Upaya translokasi


Translokasi dilakukan dengan cara menambahkan individu baru ke dalam sebuah populasi. Mekanisme ini bertujuan agar tercipta lebih banyak variasi genetik melalui perkawinan sehingga dapat melarutkan mutasi gen berbahaya.

Namun upaya ini perlu dilakukan secara hati-hati karena hasil yang diperoleh bisa saja tidak sesuai dengan harapan.

Modifikasi genom


Teknologi ini dilakukan dengan menyunting gen-gen tertentu agar dapat mempunyai ketahanan lebih terhadap suatu penyakit atau mutasi.

Namun, penerapan teknologi ini masih berskala laboratorium dan perlu dikembangkan serta mempertimbangkan dampak yang muncul pada generasi populasi satwa di masa depan.

Ketepatan adaptasi regulasi


Munculnya teknologi-teknologi yang mendukung upaya konservasi perlu diimbangi dengan adaptasi yang tepat. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan tertinggi perlu dengan serius mengkaji upaya-upaya yang telah berkembang dalam konservasi satwa karena kepunahan berpacu dengan waktu dan bisa terjadi kapan saja.

Selain itu, dibutuhkan adanya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan para ahli yang akan menentukan langkah apa yang harus diambil dalam penanganan mutasi hewan dan permasalahan lainnya.

Tags :
satwa liar mutasi satwa genetik satwa
Writer:
Pos Terbaru
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25