BKSDA Lepasliarkan Cendrawasih Hingga Kadal Panana di Jayapura

Gardaanimalia.com - Terdapat 74 satwa asli Papua di antaranya kadal panana yang dilepasliarkan di sekitar kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, tepatnya di Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Jayapura.
Pelepasliaran satwa ke habitat alami tersebut dilakukan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, pada Selasa (2/8).
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan BBKSDA Papua, Lusiana Dyah Ratnawati menyebut, bahwa sebagian satwa yang dilepasliarkan berasal dari titip rawat.
Ada sebanyak 34 ekor satwa yang terdiri dari 3 ekor burung kakatua raja (Probosciger aterrimus), 2 ekor kakatua koki (Cacatua galerita), dan 13 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory).
Kemudian, 2 ekor burung cendrawasih kuning kecil (Paradisaea minor), 6 ekor nuri bayan (Eclectus roratus), dan 8 ekor nuri coklat (Chalcopsitta duivenbodei).
"Satwa-satwa tersebut merupakan bukti titip rawat satwa dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Papua," ungkap Lusiana, Rabu (3/8).
Lebih lanjut, dia memaparkan, satwa lainnya yang dilepasliarkan yaitu ada 2 ekor biawak hijau (Varanus prasinus), dan 2 ekor biawak ekor biru (Varanus doreanus).
Lalu, ada 19 ekor kadal panana atau kadal lidah biru (Tiliqua gigas evanescens), 3 ekor boa pohon papua (Candoia carinata), dan 14 ekor sanca hijau (Morelia viridis).
Kata Lusiana, sebanyak 40 ekor satwa yang baru saja disebutkannya itu merupakan satwa-satwa hasil translokasi dari BBKSDA Jawa Timur.
Sebelum dikembalikan ke habitat alami, ujarnya, semua satwa endemik Papua tersebut sudah selesai menjalani masa habituasi atau pembelajaran.
"Semua satwa telah menjalani masa habituasi di kandang transit satwa Buper Waena dan dinyatakan dalam kondisi sehat dan berperilaku alami, sehingga siap dipulangkan ke habitat alaminya," tuturnya.
BBKSDA Papua juga mengimbau masyarakat agar menghentikan perburuan dan perdagangan satwa liar asli Papua. Tak lupa, masyarakat juga diajak untuk bersama-sama menjaga kelestarian ragam hayati di Indonesia.
"Mari kita jaga bersama keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di Tanah Papua. Bekerja sendiri tidak bisa, berdua mungkin bisa, namun bersama-sama pasti bisa," tulis akun resmi bbksda_papua.

Sebanyak 243 Reptil Diselundupkan, 40 Persen di Antaranya Mati
10/03/25
Belasan Satwa Liar Diamankan di Bandara Rendani, Manokwari
10/09/24
BBKSDA Papua Lepas 4.279 Satwa Dilindungi, Termasuk Labi-Labi
10/06/23
BBKSDA Papua Terima 88 Satwa Sitaan dari Jakarta dan Kalimantan
06/06/23
BBKSDA Papua Lepasliarkan 19 Satwa di Pegunungan Cycloop
09/01/23
BKSDA Lepasliarkan Cendrawasih Hingga Kadal Panana di Jayapura
04/08/22
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
