Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Orangutan Kalimantan Betina Mati di Kebun, Diduga karena Luka Infeksi

784
×

Orangutan Kalimantan Betina Mati di Kebun, Diduga karena Luka Infeksi

Share this article
Jasad <yoastmark class=
Jasad orangutan kalimantan yang ditemukan tak bernyawa di kebun warga Desa Riam Berasap Jaya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat pada Rabu (10/7/2024). | Foto: Istimewa

Gardaanimalia.com – Seekor orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) ditemukan mati di Desa Riam Berasap Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Jasadnya ditemukan pada Rabu (10/7/2024) tepat di kebun milik warga.

Atas laporan oleh warga setempat, orangutan langsung dievakuasi oleh BKSDA Kalbar sekira pukul 14.00 WIB di hari yang sama untuk dilakukan nekropsi.

Adapun proses pemeriksaan jasad orangutan betina itu dilakukan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) di Kabupaten Ketapang

Melansir dari Kompas, hasil pemeriksaan menunjukkan luka infeksi di punggung kiri yang diduga bekas benda tajam atau jerat. Luka tersebut bukan luka baru, dengan perkiraan waktu 1 sampai 2 pekan yang lalu.

Adapun keterangan tambahan dari Kepala Polisi Resor Kayong Utara AKBP Achmad Dharmianto, luka ini bukan akibat tembakan. Hal ini karena tidak ditemukan proyektil atau sisa peluru.

Hasil pemeriksaan lapangan oleh BKSDA Kalbar juga tidak menemukan tetesan darah di sekitar lokasi kejadian maupun di sarang orangutan yang letaknya tidak jauh dari tempat kematian orangutan.

Induk Orangutan Kalimantan yang Mati Diduga Memiliki Anak

Orangutan berusia 2 sampai 3 tahun yang ditemukan di sekitar kematian orangutan betina, diduga merupakan anaknya. | Foto: Istimewa
Orangutan kalimantan berusia 2 sampai 3 tahun yang ditemukan di sekitar kematian orangutan betina, diduga merupakan anaknya. | Foto: Istimewa

Di hari yang sama, seorang warga juga melihat satu individu anak orangutan bergelantungan di pohon.

Anak orangutan ini diperkirakan berusia 2 sampai 3 tahun dan berjenis kelamin betina. Individu tersebut ditemukan dengan luka kaki yang memerlukan perawatan sebelum bisa dilepaskan kembali ke habitatnya.

“Dari lokasi yang sama dengan kematian orangutan betina, kami dapat kiriman foto satu orangutan, ada indikasi itu bayinya. Kemungkinan besar yang mati itu induk dari bayi orangutan [yang mati] itu,” jelas Direktur Lapangan Yayasan Palung Edi Rahman kepada Garda Animalia saat dihubungi Jumat (12/7/2024).

Yayasan Palung bersama dengan YIARI sudah turun ke lapangan guna memonitoring anak orangutan yang ditemukan sembari menyisir lingkungan sekitar.

Bukan Insiden Orangutan yang Pertama

Menurut keterangan Edi Rahman, Yayasan Palung pun mendapatkan informasi soal keberadaan satu individu orangutan yang ditemukan di pinggir jalan pada Mei 2024.

Pada 26 Juni 2024, orangutan jantan itu kemudian ditranslokasi oleh BKSDA Kalbar, TN Gunung Palung, Yayasan Palung, YIARI, dan FFI. Lokasi translokasi adalah ke wilayah Desa Sempurna, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, yang notabene lokasinya cukup jauh dari lokasi awal.  

Kedua insiden penemuan orangutan ini terjadi di wilayah desa yang sama, yaitu Desa Riam Berasap Jaya, meskipun titik lokasinya berbeda.  

“Hampir setiap tahun selalu ada konflik orangutan yang masuk ke kebun-kebun warga. Insiden ini bukan hanya terjadi di Desa Riam Berasap Jaya, melainkan desa-desa yang lain,” ujar Edi.

Menurutnya, ada banyak penyebab orangutan masuk ke kawasan manusia. Pertama, karena habitatnya menyempit, kemudian terkait [ketersediaan] pakan.

Namun, ia menerangkan, “Banyak faktor yang menyebabkan orangutan keluar dari kawasan, jadi kita belum memastikan apakah memang dia keluar karena memang pakannya [kurang] atau yang lain.”  

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments