Polemik Pembangunan 'Jurrasic Park' di Taman Nasional Komodo

Gardaanimalia.com - Polemik pembangunan 'Jurassic Park' di Taman Nasional Komodo terus bergulir. Berawal dari foto viral seekor komodo yang terlihat 'menghadang' sebuah truk proyek pembangunan infrastruktur pariwisata di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Taman Nasional Komodo sendiri telah ditetapkan menjadi salah satu destinasi Wisata Super Prioritas seperti ditetapkan dalam surat Sekretariat Kabinet Nomor B652/Seskab/Maritim/2015 tentang arahan Presiden Republik Indonesia mengenai pariwisata.
Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTT, Marius Jelamu mengatakan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata di Pulau Rinca memang sudah direncanakan oleh pemerintah daerah.
"Rencananya, Pulau Rinca akan dijadikan kawasan pariwisata, sementara Pulau Komodo diarahkan menjadi kawasan konservasi," ujarnya dilansir dari BBC.
Ia pun menuturkan tidak semua orang dapat masuk ke Pulau Komodo. Kunjungan ke Pulau Komodo akan dibatasi untuk pelestarian habitat satwa dilindungi ini.
"Dengan biaya US$1000 per tahun, sistemnya tidak semua orang akan bisa masuk ke pulau Komodo, kecuali yang sudah terdaftar sebagai anggota," katanya.
Pengelolaan Pulau Rinca sebagai pusat turisme, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Masyarakat juga akan diberdayakan untuk menjadi koki, guide, pengelola pusat suvenir dan lainnya.
"Jadi tidak lagi suvenir-suvenir itu dijual di Pulau Komodo, siapa yang mau jual suvenirnya silakan ke pulau Rinca, nah Pulau Rinca semua itu disiapkan," ujar Marius
Ditolak masyarakat
Berbagai kalangan masyarakat memberikan ekspresi berbeda-beda terkait foto viral tersebut. Tagar #savekomodo trending di media sosial twitter. Sebagian besar masyarakat menolak pembangunan kawasan pariwisata di Taman Nasional Komodo, yang merupakan habitat satu-satunya kadal purba ini.
Mulai dari peneliti hingga selebriti menyuarakan pendapatnya terkait pembangunan di Taman Nasional Komodo. Bintang Emon, komedian Stand up Comedy menyindir isu yang sedang viral itu.
Melalui akun Twitter pribadinya Bintang Emon mengkritik proyek Jurassic Park Komodo dengan menyebut pembangunan itu hanya menguntungkan investor semata.
"Ambil aja bos semuanya, duitin aja semuanya. Pulau Komodo, bikin bangunan yang akan buat kaya investor yang nggak tahu orang mana tuh," ungkap komedian itu dalam cuitan twitter.
Sementara tiga Lembaga Swadaya Masyarakat Formapp, Sunspirit dan Garda Pemuda Komodo menolak pembangunan kawasan pariwisata di Taman Nasional Komodo.
Dalam surat terbuka yang dikirimkan kepada UNESCO, pembangunan kawasan ini berpotensi merusak habitat satwa Komodo yang digadang-gadang merupakan keturunan dinosaurus terakhir. Sekaligus menutup lahan pekerjaan masyarakat lokal karena imbas pembangunan kawasan wisata dalam skala besar.
Pengambilalihan lahan oleh pihak investor, berkurangnya lahan agrikultur dan perikanan di kawasan ini juga menjadi kekhawatiran ketiga LSM ini.
"Di tahun 2019, pemerintah akan memindahkan sebanyak 2000 individu dan 500 kepala keluarga - yang telah tinggal di pulau Komodo selama beberapa generasi- ke pulau lain dan tidak dapat memberikan jasa wisata di kawasan ini. Hal ini dapat menimbulkan konflik dan kebencian dari warga lokal juga pemegang wewenang konservasi," tulisnya.

FATWA: Komodo Malas Merantau!
24/03/25
Diselundupkan, Anak Komodo Diikat dan Dilakban
01/11/23
Naik Maskapai Garuda Indonesia, 6 Komodo Ditranslokasi ke NTT
16/08/23
BKSDA Tanggapi Video Komodo Melintas di Tebing Vegetasi
08/08/23
Pengelola akan Tindak Wisatawan yang Nyalakan Petasan di TN Komodo
02/04/22
Kebakaran di TN Komodo Menuai Inisiatif Antisipasi dari BPOLBF
11/11/21
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
