Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Berulang Kali Beruang Madu Masuk Desa, tetapi Belum Ada Penanganan

126
×

Berulang Kali Beruang Madu Masuk Desa, tetapi Belum Ada Penanganan

Share this article
Beruang madu yang terekam warga berada dekat permukiman. | Foto: Tangkapan layar video warga
Beruang madu yang terekam warga berada dekat permukiman. | Foto: Tangkapan layar video warga

Gardaanimalia.com – Seekor beruang madu (Helarctos malayanus) dilaporkan masuk Desa Paduran Mulya, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Satwa dilindungi tersebut terlihat beberapa kali memasuki pemukiman warga yang terletak sekira tujuh kilometer dari hutan Taman Nasional Sebangau.

Menurut Kepala Desa Paduran Mulya Hendra Dwi Irawan, beruang madu berulang kali masuk ke permukiman warga selama beberapa bulan terakhir.

“Sebenarnya sudah lama. Berbulan-bulan itu ada. Tapi beruang itu muncul lagi, cuma kalau yang dari video laporan warga itu anakan dan masih kecil,” jelas Hendra kepada Garda Animalia, Senin (2/8/2024).

Menurut Hendra beruang tersebut datang ke desa tidak hanya satu ekor, melainkan berbeda-beda.

Laporan warga terakhir, beruang yang memiliki ciri kalung putih sekitaran leher dan beruang dengan ciri polosan di dada memasuki pekarangan warga.

Mereka diduga masuk desa untuk mengais sisa-sisa makanan, sampah, ternak madu dan hewan ternak seperti ayam.

“Sampai dulu masyarakat melihara ternak madu. Madunya hancur. Mampir-mampir rumah dan ada laporan warga kehilangan ayam pada malam hari,” kata dia.

Warga Beharap Ada Penanganan

Ia mengaku telah melakukan laporan terkait beruang yang masuk ke desa ini ke pihak kepolisian. Namun, belum ada tindakan apapun.

“Sudah kemarin kami laporkan ke Kapolsek, untuk dilteruskan ke lembaga terkait (seperti BKSDA). Namun, belum ada penanganan,” katanya.

Keberadaan beruang tersebut membuat warga resah. Hendra khawatir warga melakukan tindak-tindak yang tidak diperbolehkan kepada satwa dilindungi tersebut. Sebab, informasinya sudah menyebar ke penduduk desa.

Ia berharap satwa tersebut dapat ditangani oleh pihak berwajib agar konflik manusia dan beruang dapat terselesaikan, sehingga beruang tidak masuk ke rumah-rumah warga.

“Jika berlarut-larut, takutnya beruang bisa ganas. Ya, sekarang masih di pekarangan, takutnya juga masuk ke rumah,” katanya.

Helarctos malayanus adalah satwa yang dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor P.106 tahun 2018.

Beruang terkecil di dunia tersebut biasa hidup di hutan-hutan. Namun, jumlahnya di alam semakin sedikit dan sehingga menjadikannya masuk ke dalam kategori rentan atau vulnerable dalam IUCN Red List.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments