Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Puluhan Ekor Satwa Sitaan Kembali ke Habitatnya di Maluku

431
×

Puluhan Ekor Satwa Sitaan Kembali ke Habitatnya di Maluku

Share this article
Dua nuri maluku (Eos bornea) di PKS Ambon, Maluku yang baru saja menjalani proses translokasi dari PPS Tasikoki, Sulawesi Utara, Jumat (21/6/2024). | Foto: Bayu Nanda/Garda Animalia
Dua nuri maluku (Eos bornea) di PKS Ambon, Maluku yang baru saja menjalani proses translokasi dari PPS Tasikoki, Sulawesi Utara, Jumat (21/6/2024). | Foto: Bayu Nanda/Garda Animalia

Gardaanimalia.com – Sejumlah 68 ekor satwa liar dikembalikan ke habitatnya dari Sulawesi Utara menuju Maluku dan Maluku Utara, Jumat (21/6/2024).

Satwa-satwa ini terdiri dari lima spesies burung sebanyak 64 ekor dan dua spesies reptil sebanyak 4 ekor. Berikut merupakan daftar spesies satwa yang ditranslokasikan beserta jumlah dan status perlindungannya.

pariwara
usap untuk melanjutkan
  • Kakatua maluku (Cacatua moluccensis) sebanyak 9 ekor, dilindungi
  • Kakatua putih (Cacatua alba) sebanyak 11 ekor, dilindungi
  • Kasturi ternate (Lorius garrulus) sebanyak 29 ekor, dilindungi
  • Nuri kalung-ungu (Eos squamata) sebanyak 4 ekor, dilindungi
  • Nuri maluku (Eos bornea) sebanyak 11 ekor, dilindungi
  • Soa layar (Hydrosaurus amboinensis) sebanyak 1 ekor, tidak dilindungi
  • Ular mono tanah (Candoia paulsoni) sebanyak 3 ekor, tidak dilindungi

Seluruhnya merupakan satwa hasil penyitaan petugas maupun penyerahan masyarakat setempat kepada BKSDA Sulawesi Utara.

Satwa-satwa tersebut telah menjalani proses perawatan dan rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki, Kabupaten Minahasa Utara.

Setelah dinyatakan sehat dan siap lepas liar, seluruhnya ditranslokasikan menuju dua lokasi, yaitu Stasiun Konservasi Satwa Ternate, Maluku Utara dan Pusat Konservasi Satwa (PKS) Ambon, Maluku.

Tantangan Memindahkan Satwa Antarpulau

Manajer PPS Tasikoki Billy Lolowang menguraikan tantangan yang dihadapi pihaknya dalam proses pemindahan satwa liar dari Sulut menuju Maluku dan Maluku Utara.

Salah satu tantangannya adalah dari sisi administratif yang mengharuskan pihaknya bersama BKSDA berkoordinasi dengan banyak instansi.

Selain itu, Billy menjelaskan, semua satwa yang akan ditranslokasi harus dipastikan kesehatannya melalui pengujian laboratorium.

“Pengujian yang kami lakukan adalah untuk Avian Influenza dan juga Psittacine Feather and Beak Diseases (PBFD), yang secara khusus virus ini menyerang jenis burung paruh bengkok,” urainya kepada Garda Animalia, Selasa (25/6/2024).

Uji PBFD dilakukan pihaknya bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebanyak dua kali. Uji pertama dilakukan dengan sampling beberapa individu satwa untuk screening. Karena terdapat indikasi positif, uji lab kemudian dilakukan terhadap semua individu burung paruh bengkok.

Billy juga menerangkan, satwa ditempatkan di area yang tidak bisa diakses oleh penumpang lainnya untuk menghindari stres. Dalam hal ini, PELNI menyediakan tempat di buritan kapal yang dikunci dan tidak dapat diakses penumpang lain, kecuali petugas.

Burung-Burung Dilepas di Gunung Sahuwai

Satwa-satwa tersebut diketahui sudah sampai di masing-masing tujuan utama. Polisi Hutan BKSDA Maluku Kacuk Seto Purwanto mengatakan bahwa seluruh satwa yang transit di PKS Ambon saat ini dalam kondisi sehat.

“Saat ini kondisi satwanya sehat dan sudah dalam kondisi siap untuk dilepasliarkan ke habitatnya,” katanya kepada Garda Animalia, Selasa (25/6/2024).

Seto menambahkan, sebelum dilepasliarkan, satwa perlu diberikan waktu istirahat dahulu sekitar satu minggu.

“Rata-rata tidak sampai seminggu satwa tersebut sudah dilepasliarkan kembali ke habitatnya,” tambahnya.

Rencananya, satwa-satwa yang diterima oleh PKS Ambon akan dilepasliarkan di Suaka Alam Gunung Sahuwai di Kabupaten Seram Barat.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses translokasi ini adalah BKSDA Sulawesi Utara dengan dukungan BKSDA Maluku, WCS-IP, Yayasan Masarang (PPS Tasikoki), serta World Parrot Trust.

Selain itu, terlibat juga Otoritas Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Sulawesi Utara, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Manado, KSOP Bitung.

PT PELNI cabang Bitung, dan PT Pelindo IV Bitung juga berperan dalam proses translokasi.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments